Jakarta – Fordow Fuel Enrichment Plant yang berlokasi di Kota Qom sebagai salah satu fasilitas nuklir Iran memiliki lima terowongan yang masuk ke beberapa gunung, struktur besar, dan perimeter keamanan luas.
Sebagian pengetahuan ini diketahui dari dokumen Iran yang dicuri pada beberapa tahun lalu oleh intelijen Israel.
Aula utama diperkirakan berada 80 hingga 90 meter di bawah tanah, sehingga aman dari bom udara apa pun yang dimiliki Israel.
Beberapa analis mengatakan Iran mengubah persediaan uranium yang menjadi bahan pembuatan bom nuklir di Fordow. Menurut Atomic Energy Agency (IAEA) bahwa fasilitas ini tidak mampu dirusak Israel.
Iran mengklaim program nuklir yang dijalankan untuk tujuan damai yang menjadi pusat perhatian dunia.
“Ukuran dan konfigurasi fasilitas ini tak sesuai dengan program yang bertujuan damai,” kata Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama pada 2009.
IAEA mengungkapkan konstruksi Fordow Fuel Enrichment Plant dibangun sejak 2002.
“Fordow sebenarnya proyek yang dimulai selama apa yang kami sebut program senjata nuklir darurat awal tahun 2000-an. Idenya adalah Iran membuat uranium tingkat senjata di pabrik itu,” ujar Kepala Institute for Science and International Security (ISIS), David Albright,
Struktur pendukung luar selesai dibangun dan penggalian berlangsung untuk apa yang diyakini ahli sebagai poros ventilasi sirkulasi udara. Poros itu disamarkan.
Iran mengutarakan kepada IAEA bahwa alasan membangun Fordow Fuel Enrichment Plant di bawah tanah adalah terkait ancaman serangan militer. Fasilitas ini akan berfungsi sebagai kontingensi untuk pabrik Natanz di dekatnya, yang menjadi target yang terancam serangan militer.
Iran memberitahu IAEA fasilitas itu bisa menampung hingga 3.000 sentrifus yang harus disingkirkan dua pertiganya untuk material sesuai kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Proses itu dibatalkan ketika Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan pada 2018.
Laporan IAEA menyebutkan Iran meningkatkan produksi uranium yang diperkaya hingga level 60% di Fordow.
“Peningkatan produksi dan akumulasi uranium yang diperkaya secara signifikan oleh Iran, satu-satunya negara non senjata nuklir yang memproduksi bahan nuklir itu, merupakan masalah serius,” kata ujarnya.
AS adalah satu-satunya negara yang memiliki jenis bom yang diperlukan untuk menyerang situs nuklir Fordow. Israel pun berharap bantuan AS.
“Agar Fordow dihancurkan oleh bom dari langit, satu-satunya negara di dunia yang memiliki bom itu adalah AS. Dan itu adalah keputusan yang harus diambil AS,” tutur Dubes Israel untuk AS, Yechiel Leiter.
Menghancurkan Fordow dari udara hampir mustahil bagi Israel dan perlu kekuatan senjata signifikan dari AS. Situs itu tak dapat dijangkau bom penetrator besar GBU-57 milik AS, yang hanya mencapai kedalaman sekitar 60 meter.
GBU-57 juga hanya dapat dikirim pesawat pembom siluman B-2 AS.
“Bahkan GBU-57/B kemungkinan memerlukan beberapa kali tumbukan pada titik yang sama agar berpeluang bagus menembus fasilitas tersebut,” kata sebuah laporan.
Analis lain setuju bahwa jika AS mencoba menyerang Fordow, tak dapat dilakukan dengan satu bom.
“Saya akan mengandalkan serangan berulang,” kata Mantan kolonel Angkatan Udara AS, Cedric Leighton.
Albright mengatakan cara lain untuk melumpuhkan Fordow dengan Israel dapat menghancurkan pintu masuk terowongan yang cukup jauh di belakang, dan menghancurkan sistem ventilasi.
“Jika menghancurkan (terowongan) dan pasokan listrik, butuh waktu berbulan-bulan sebelum mereka benar-benar dapat beroperasi lagi,” ucapnya. (adm)
Sumber: detik.com